ALT_IMG

Melihat

Melihat adalah suatu proses pembalajaran dimana seseorang bisa mempercayai akan adanya kebanaran,orang cenderung tidak percaya bila tidak menyaksikan sendiri (melihat). Melihat adalah suatu proses utama bagi manusia untuk belajar hidup, maka dari itu mari kita gunakan mata dan mata hati kita untuk belajar hidup. Readmore...

ALT_IMG

Mendengar

Mendengar adalah proses pembelajaran yang tidak kalah pentingnya dengan "Melihat", sering sekali orang bisa belajar sesuatu hanya dengan jalan mendengar dan menirukannya, namun mendengar sendiri akan menjadi salah kesimpulan bila tidak didengarkan sampai selesai, marilah kita belajar untuk mendengarkan sebelum didengarkan. Readmore..

Alt img

Melakukan

Setelah proses "melihat" dan "Mendengar", dan menyakini akan kebenarannya, saatnya kita untuk "Melakukan", sebuah proses untuk menyakinkan kepada diri sendiri terhadap apa yang kita lihat dan apa yang kita dengar. Readmore...

ALT_IMG

Menyimpulkan

Setelah proses Melakukan atau mempraktekkan apa yang kita lihat dan kita dengar, tibalah kita untuk menyimpulkan apa yang kita pelajari. Proses ini sangat penting karena biasanya apa yang kita simpulkan akan melekat selamanya dalam memori kita, maka dari itu carilah pembimbing untuk menyakinkan bahwa kesimpulan anda memang BENAR. Readmore...

ALT_IMG

Berbagi

Proses "Berbagi" adalah sebuah proses yang gampang-gampang susah, karena apa yang kita bagikan belum tentu bisa diterima di kalangan luas, dan apa yang kita bagikan pun harus bisa dibuktikan dan membawa kebenaran yang bisa diakui banyak orang, maka dari itu Jangan suka "Berbagi" bila sesuatu itu belum tentu kebenarannya. Readmore...

Wednesday, 25 July 2012

Pekerjaan dan Dilema

0 comments
Seperti halnya cinta pertama yang menurut banyak orang tidak akan pernah untuk terlupakan, pekerjaan pertamapun demikian, aku masih ingat dengan pasti betapa semangatnya aku pada waktu itu, tanpa tahu apa yang harus aku lakukan dan diberi tagas sebagai apa, satu hal yang terlintas dalam benakku saat itu adalah aku harus menjadi orang yang mandiri, yang bisa memenuhu kebutuhan sendiri tanpa bantuan orang lain termasuk keluarga.
Setelah beberapa prosesi akhirnya aku diletakkan pada posisi sebagai penunggu rental komputer, sesuatu yang belum aku pernah bayangkan sebelumnya, tapi setidaknya pekerjaan tersebut tidak memerlukan efford yang sulit buat aku karena pada dasarnya aku sudah menguasai dan mengetahui semua yang harus aku kerjakan.
Saat itu juga aku langsung bekerja dan tugas pertamaaku yaitu merevisi hasil ketikan skripsi seseorang, lumayan banyak kurang lebih 300 lembar ketikan yang harus aku periksa aku find and replace, meskipun tidak berat namun hal tersebut cukup untuk menyita waktu sehingga hampir seharian waktui kerjaku hanya untuk melakukan itu.
Tidak terasa waktu telah meninjukkan jam 16.00 WIB, manakala jam kantor sudah mulai habis dan aku harus pulang dengan 2 kali oper angkutan umum.
Sesampainya di rumah aku melihat kakekku yang menunggu kedatanganku dengan setia, beliau menungguku di tempat duduk di depan halaman rumah. Ada perasaan haru, senang dan nelangsa melihat kakekku yang sudah tidak berdaya lagi, dengan tongkat kayu buatan sendiri kakekku mencoba untuk berdiri dan menghampiriku, kakinya yang kecil seblah mengakibatkan tidak bisa jalan dengan normal, apalagi sejak sepeninggalan nenekku, kakek menderita struk ringan sehingga tidak bisa berjalan dengan normal, bagi kakek yang diharapkan hanyalah aku dan aku harus bekerja, sebuah pilihan yang sulit antara menjaga kakek dan bekerja.
Sebagai seorang yang masih hijau aku sering memarahi kakek karena tidak menuruti apa yang aku maui dan tidak menghiraukan nasehat orang rumah, entah berapa kali aku bilang kepada kakek untuk tidak menunggu aku, untuk selalu makan tepat waktu, untuk selalu diam dirumah dan tidak kemana mana dll... saat itu aku beranggapan apa yang aku minta ke kakek adalah hal yang terbaik dan untuk tujuan yang baik pula, namun aku tidak pernah mengetahui apa yang dimaui kakek, apa yang dipikirkan oleh kakek. dan baru sekarang aku menyadarinya bahwa aku sangat egois dan memaksakan keinginan aku ke kakek, seharusnya aku yang menuruti apa keinginan kakek bukan kakek yang menyesuaikan dengan yang aku minta.

Continue reading →
Wednesday, 27 June 2012

Pasrah atau Putus Asa

0 comments
Antara putus asa dan pasrah memang tidak ada bedanya, begitulah aku selalu mengawali hari hariku dengan pergumulan bathin, tidak terasa sudah 8 bulan aku berstatus "Jobless" alias "Pengangguran". Dulu rasanya aku lelah untuk menempuh pendidikan, bosan dan jenuh, masih teringat jelas ketika hari sabtu rasanya liburnya sangat sebentar karena hari senin harus masuk kembali, ingin rasanya  menikmati liburan panjang selain tanggal merah, bahkan saking kepinginnya sampai sampai terpaksa harus bolos sekolah atau kabur waktu jam pelajaran yang kurang disukai.

Sekarang...? jangankan waktu seminggu, 8 bulan kesampaian untuk libur, awalnya memang menyenangkan karena waktu kita tidak dibatasi, mau bangun jam berapa, tidur jam berapa dan bebas main kemana saja sekalipun harus menginap, toh sudah gede...
tapi semua keinginan itu hanya semu belaka bak fatamorgana yang didekati selalu menjauh, baru satu minggu rasa bosan sudah menghampiri bahkan lebih parah lagi ketika kita sudah tidak ada tempat lagi untuk bermain karena semua teman sedang sibuk dengan kegiatannya masing masing, i feel so lonely, rasanya seperti hidup sendirian di dunia ini, terasa paling kecil dan tidak berarti dan berbalut dengan rasa malu karena tidak berguna selain merepotkan ortu.

Namun lambat laun keadaan itu sudah mulai menjadi pola hidup, seperti halnya seseorang yang sering minum obat nantinya juga akan kebal juga, demikian dengan perasaan lonely, tidak berguna dan juga perasaan malu serta minder. semuanya sudah terkesan seperti biasa, bahkan sekarang bisa jelas dibedakan antara putus asa dan pasrah. dan allhamdulillah aku bisa menghadapinya dengan pasrah, yaitu tetap berusaha melakukan yang terbaik didepan mata tapi selalu berdoa untuk sesuatu yang kita inginkan.

Tanpa disadari aku telah berhasil melalui hari hari yang sulit itu dengan mudah, bahkan seakan tidak percaya ketika suatu hari aku berhasil menemukan jalan menuju cita cita ku, sore itu sekitar jam 15:00 WIB, keadaan sangat cerah bahkan bisa dikatakan panas dua orang temen SMU lewat depan rumahku dan secara spontan aku sapa, kemudian kami terlibat dalam suatu perbincangan yang intinya mereka menanyakan statusku masih mengganggur atau sudah bekerja karena mereka ada lowongan pekerjaan buatku.

Antara percaya dan tidak percaya, aku sempat tertegun untuk beberapa lama, sampai aku sadari bahwa kami masih ngobrol sambil berdiri di depan rumah,
"temennya dipersilahkan masuk, jangan dibiarkan disitu" seruan ibuku seraya mengguugah lamunanku, dan kamipun beranjak masuk kedalam ruang tamu dan melanjutkan pembicaraan yang tertunda. temanku temanku.... mereka berdua seperti malaikat yang diutus Allah untuk menjawab doa dooaku.... seorang diantara mereka adalah sahabatku dan yang lainnya adalah teman waktu ikut kegiatan beladiri dulu yang sudah lama aku tidak aktif. Mereka berdua ingin mengajak aku untuk bergabung bekerja sama sama mereka, mereka baru saja buka bisnis rental komputer dan juga warnet.

Hatiku berbunga bunga saat itu, tanpa menanyakan gajinya berapa dan apa saja syaratnya aku langsung meng-iyakan ajakan mereka. dalam benakku aku berfikir untuk bisa belajar banyak dari mereka dan juga dari warnet, karena saat itu warnet memang sesuatu yang langkah, dan aku juga belum begitu menguasanya, semangatku kembali mengebu, ambisiku kembali begelora dan seolah olah aku menjadi orang yang paling bahagia waktu itu karena Allah telah mendengar doa doaku.

Tanpa berbicara panjang lebar, teman ku meminta aku untuk membuat CV (Curriculum Vitae) tanpa surat lamaran dan tanpa poto, dan bisa bekerja keesokan harinya.

Seusai kepulangan mereka, berita gembira itu aku kabarkan kesemua orang seisi rumah, terlihat dengan jalas wajah wajah terharu dari ibuku yang tiada hentinya untuk mendoakanku dan juga wajah kakekku yang hampir tiap menit selalu bergumam dalam doanya untuk mendoakanku.

"Pasrah dan Putus asa bukanlah sesuatu yang harus dipisahkan, tapi terkadang mereka menyatu dan akan pisah dengan sendirinya karena ketulusan kita dalam menjalani hidup."



Continue reading →
Saturday, 23 June 2012

Pembentukan kepribadian

0 comments
Tidak terasa tujuh bulan berlalu, dari kelulusanku menempuh studi di program diploma satu tahun, memang saat saat seperti ini adalah saat paling berat, kedewasaan dan keputus asaan sangat diuji manakala kita harus meninggalkan bangku pendidikan dan menuju kehidupan yang nyata (Bekerja).

Entah sudah berapa kali aku, membuat surat lamaran dan mengirimkannya, namun tidak satupun yang berbalas, dilain sisi kondisi keuanganku tidak seperti waktu sekolah dulu yang selalu mendapat jatah setiap harinya namun sekarang meminta uang ke orang tua hanya pada waktu tertentu dan dengan alasan yang memang benar benar penting.

Keadaan memang berbalik 180 derajat, dulu semuanya seperti indah, aku merasa sangat bersemangat, karena sangat dibutuhkan, mempunyai banyak teman dan selalu menciptakan hari hari yang indah, namun sekarang mereka telah meninggalkanku, aku tidak lagi dibutuhkan, aku tidak mempunyai sesuatu yang patut untuk dibanggakan lagi, kecuali mimpi yang belum menjadi kenyataan, kadang aku ingin kembali kemasa masa itu, masa dimana masih sekolah, yang ada cuma minta uang ke ortu dan belajar tanpa harus memikirkan beban hidup.

Disuatu hari datang sebuah surat panggilan kerja yang datang dari alumnusku, sebuah surat panggilan yang sebelumnya aku telah dinyakan gagall test, kubuka secara berlahan dan kubaca secara seksama isi dari panggilan tersebut, disana tertulis bahwa alumnusku menginginkan aku untuk bekerja sebagain asisten dosen laboraturium komputer. Sebuah pekerjaan yang sangat aku impikan karena dari dulu aku sudah menekuni bidang komputer dan menginginkan bekerja dengan menggunakan komputer. Namun mengingat proses penolakan waktu itu, rasanya enggan untuk aku terima.

Masih teringat jelas bahwa waktu itu aku dinyakan gagal test hanya karena permasalahan yang diada adakan, hanya karena aku tidak bisa menjawab pertanyaan yang memang tidak pernah diajarkan oleh mereka terus aku dinyatakan gagal. dan sekarang mereka menginginkan ku untuk kembali. Dengan tegas aku tolak permintaan tersebut dengan cara tidak menjawabnya sampai akhirnya kedaluarsa.

Sejak hari itu aku tidak lagi membuat surat lamaran lagi, antara putus asa dan pasrah, aku hanya terdiam dirumah sambil sesekali mengerjakan pekerjaan kerjinan tangan (membuat sauvenir) dan mendatangkan sedikit uang, satu satunya harapanku adalah doa, dan berusaha menjalani kehidupan dengan sepenuh hati.merusaha menelan apa adanya sekalipun terasa pahit.

Lambat laun aku menjadi seorang yang introvert, seorang yang pendiam, mungkin karena orang orang yang ditemui hanya itu itu saja dan tidak adanya seorang yang bisa dijadikan sharing untuk membicarakan masa depan, lama lama hidupku sudah masuk dalam suatu pola dimana aku selalu bangun siang untuk bekerja dan sore harinya suka untuk merenung dan selalu berharap dan berdoa untuk menggapai semua yang aku cita-citakan. walaupun aku tahu itu mustahil tapi aku tidak peduli.

Aku Tidak lagi mengharapkan Doaku Untuk Dijawab, Namun Aku tidak pernah berhenti meminta dan berdoa karena hanya itu yang mampu aku lakukan.



Continue reading →

Labels