Wednesday, 25 July 2012

Pekerjaan dan Dilema

0 comments
Seperti halnya cinta pertama yang menurut banyak orang tidak akan pernah untuk terlupakan, pekerjaan pertamapun demikian, aku masih ingat dengan pasti betapa semangatnya aku pada waktu itu, tanpa tahu apa yang harus aku lakukan dan diberi tagas sebagai apa, satu hal yang terlintas dalam benakku saat itu adalah aku harus menjadi orang yang mandiri, yang bisa memenuhu kebutuhan sendiri tanpa bantuan orang lain termasuk keluarga.
Setelah beberapa prosesi akhirnya aku diletakkan pada posisi sebagai penunggu rental komputer, sesuatu yang belum aku pernah bayangkan sebelumnya, tapi setidaknya pekerjaan tersebut tidak memerlukan efford yang sulit buat aku karena pada dasarnya aku sudah menguasai dan mengetahui semua yang harus aku kerjakan.
Saat itu juga aku langsung bekerja dan tugas pertamaaku yaitu merevisi hasil ketikan skripsi seseorang, lumayan banyak kurang lebih 300 lembar ketikan yang harus aku periksa aku find and replace, meskipun tidak berat namun hal tersebut cukup untuk menyita waktu sehingga hampir seharian waktui kerjaku hanya untuk melakukan itu.
Tidak terasa waktu telah meninjukkan jam 16.00 WIB, manakala jam kantor sudah mulai habis dan aku harus pulang dengan 2 kali oper angkutan umum.
Sesampainya di rumah aku melihat kakekku yang menunggu kedatanganku dengan setia, beliau menungguku di tempat duduk di depan halaman rumah. Ada perasaan haru, senang dan nelangsa melihat kakekku yang sudah tidak berdaya lagi, dengan tongkat kayu buatan sendiri kakekku mencoba untuk berdiri dan menghampiriku, kakinya yang kecil seblah mengakibatkan tidak bisa jalan dengan normal, apalagi sejak sepeninggalan nenekku, kakek menderita struk ringan sehingga tidak bisa berjalan dengan normal, bagi kakek yang diharapkan hanyalah aku dan aku harus bekerja, sebuah pilihan yang sulit antara menjaga kakek dan bekerja.
Sebagai seorang yang masih hijau aku sering memarahi kakek karena tidak menuruti apa yang aku maui dan tidak menghiraukan nasehat orang rumah, entah berapa kali aku bilang kepada kakek untuk tidak menunggu aku, untuk selalu makan tepat waktu, untuk selalu diam dirumah dan tidak kemana mana dll... saat itu aku beranggapan apa yang aku minta ke kakek adalah hal yang terbaik dan untuk tujuan yang baik pula, namun aku tidak pernah mengetahui apa yang dimaui kakek, apa yang dipikirkan oleh kakek. dan baru sekarang aku menyadarinya bahwa aku sangat egois dan memaksakan keinginan aku ke kakek, seharusnya aku yang menuruti apa keinginan kakek bukan kakek yang menyesuaikan dengan yang aku minta.

Leave a Reply

Labels