Wednesday, 27 June 2012

Pasrah atau Putus Asa

0 comments
Antara putus asa dan pasrah memang tidak ada bedanya, begitulah aku selalu mengawali hari hariku dengan pergumulan bathin, tidak terasa sudah 8 bulan aku berstatus "Jobless" alias "Pengangguran". Dulu rasanya aku lelah untuk menempuh pendidikan, bosan dan jenuh, masih teringat jelas ketika hari sabtu rasanya liburnya sangat sebentar karena hari senin harus masuk kembali, ingin rasanya  menikmati liburan panjang selain tanggal merah, bahkan saking kepinginnya sampai sampai terpaksa harus bolos sekolah atau kabur waktu jam pelajaran yang kurang disukai.

Sekarang...? jangankan waktu seminggu, 8 bulan kesampaian untuk libur, awalnya memang menyenangkan karena waktu kita tidak dibatasi, mau bangun jam berapa, tidur jam berapa dan bebas main kemana saja sekalipun harus menginap, toh sudah gede...
tapi semua keinginan itu hanya semu belaka bak fatamorgana yang didekati selalu menjauh, baru satu minggu rasa bosan sudah menghampiri bahkan lebih parah lagi ketika kita sudah tidak ada tempat lagi untuk bermain karena semua teman sedang sibuk dengan kegiatannya masing masing, i feel so lonely, rasanya seperti hidup sendirian di dunia ini, terasa paling kecil dan tidak berarti dan berbalut dengan rasa malu karena tidak berguna selain merepotkan ortu.

Namun lambat laun keadaan itu sudah mulai menjadi pola hidup, seperti halnya seseorang yang sering minum obat nantinya juga akan kebal juga, demikian dengan perasaan lonely, tidak berguna dan juga perasaan malu serta minder. semuanya sudah terkesan seperti biasa, bahkan sekarang bisa jelas dibedakan antara putus asa dan pasrah. dan allhamdulillah aku bisa menghadapinya dengan pasrah, yaitu tetap berusaha melakukan yang terbaik didepan mata tapi selalu berdoa untuk sesuatu yang kita inginkan.

Tanpa disadari aku telah berhasil melalui hari hari yang sulit itu dengan mudah, bahkan seakan tidak percaya ketika suatu hari aku berhasil menemukan jalan menuju cita cita ku, sore itu sekitar jam 15:00 WIB, keadaan sangat cerah bahkan bisa dikatakan panas dua orang temen SMU lewat depan rumahku dan secara spontan aku sapa, kemudian kami terlibat dalam suatu perbincangan yang intinya mereka menanyakan statusku masih mengganggur atau sudah bekerja karena mereka ada lowongan pekerjaan buatku.

Antara percaya dan tidak percaya, aku sempat tertegun untuk beberapa lama, sampai aku sadari bahwa kami masih ngobrol sambil berdiri di depan rumah,
"temennya dipersilahkan masuk, jangan dibiarkan disitu" seruan ibuku seraya mengguugah lamunanku, dan kamipun beranjak masuk kedalam ruang tamu dan melanjutkan pembicaraan yang tertunda. temanku temanku.... mereka berdua seperti malaikat yang diutus Allah untuk menjawab doa dooaku.... seorang diantara mereka adalah sahabatku dan yang lainnya adalah teman waktu ikut kegiatan beladiri dulu yang sudah lama aku tidak aktif. Mereka berdua ingin mengajak aku untuk bergabung bekerja sama sama mereka, mereka baru saja buka bisnis rental komputer dan juga warnet.

Hatiku berbunga bunga saat itu, tanpa menanyakan gajinya berapa dan apa saja syaratnya aku langsung meng-iyakan ajakan mereka. dalam benakku aku berfikir untuk bisa belajar banyak dari mereka dan juga dari warnet, karena saat itu warnet memang sesuatu yang langkah, dan aku juga belum begitu menguasanya, semangatku kembali mengebu, ambisiku kembali begelora dan seolah olah aku menjadi orang yang paling bahagia waktu itu karena Allah telah mendengar doa doaku.

Tanpa berbicara panjang lebar, teman ku meminta aku untuk membuat CV (Curriculum Vitae) tanpa surat lamaran dan tanpa poto, dan bisa bekerja keesokan harinya.

Seusai kepulangan mereka, berita gembira itu aku kabarkan kesemua orang seisi rumah, terlihat dengan jalas wajah wajah terharu dari ibuku yang tiada hentinya untuk mendoakanku dan juga wajah kakekku yang hampir tiap menit selalu bergumam dalam doanya untuk mendoakanku.

"Pasrah dan Putus asa bukanlah sesuatu yang harus dipisahkan, tapi terkadang mereka menyatu dan akan pisah dengan sendirinya karena ketulusan kita dalam menjalani hidup."



Leave a Reply

Labels